Ketika Rasulullah mengetahui bahwa pasukan Qurais, sudah sampai di Abwa, dan mendekati Uhud, maka beliau mengumpulkan sahabat terkemuka dan para pejuang Islam baik yang berpengalaman maupun yang baru ikut satu dua kali dalam peperangan, baik yang tua maupun kaum mudanya, mereka semua duduk dalam sebuah forum untuk merumuskan langkah yang cepat dan tepat menghadapi serangan kaum Quraisy yang sudah mendekati kota Madinah, rasulullah mempersilahkan pada semua yang hadir untuk memberikan pendapat dan idenya, maka pada waktu itu salah seorang sahabat dari kalangan tua (Abdullah b. Ubay b. Salul) memberikan pendapat agar rasullah beserta pasukan bertahan di Madinah, dengan alasan medan Madinah sebagai tempat tinggal mereka sudah sangat mereka kenal, dan pengalaman selama ini setiap musuh yang menyerang Madinah selalu dapat di taklukkan, intinya bagi mereka Madinah adalah benteng kokoh yang bisa melindungi mereka dari musuh di samping logistik yang juga terjamin, pendapat ini di dukung baik oleh kaum Anshar maupun Muhajirin, dan mereka mayoritas adalah sahabat sahabat yang cukup berpengalaman dalam setiap peperangan, adapun pendapat selanjutnya adalah dari kaum Muda yang mempunyai jiwa dan semangat yang sedang menggebu, namun mereka juga di lengkapi dengan keimanan yang teguh kepada Allah dan rasul, mereka mengusulkan agar semua pasukan keluar dari Madinah dan menyambut musuh di luar kota, agar tidak dikesankan sebagi pengecut, dan bukankah pertahanan yang terbaik adalah menyerang, menurut mereka,. Karena bila di dalam kota sudah pasti sebelum sampai ke benteng kaum Muslimin musuh sudah dipastikan akan menghancurkan kebun kebun Kurma dan Palm milik penduduk Madinah, ternyata usul dari kaum muda ini mendapat respons dan sambutan yang banyak dari kalangan sahabat, baik pemula maupun beberapa dari yang berpengalaman, yang setelah di adakan semacam kalkulasi pendapat kedua ini mendapat dukungan paling banyak, maka akhirnya Rasulllah walaupun agak sedikit kecewa (karena kalahnya suara para sahabat terkemuka dalam hal ini) menerima saran para pemuda tersebut dan semua sahabat secara sportif, tak terkecuali Abu Bakar dan Umar selesai melaksanakan, shalat Ashar mereka bergegas memakai baju perang bersama Rasulullah, untuk menyambut musuh di luar kota Madinah tepatnya di Bukit Uhud. (kita mengenal ini sebagai perang Uhud)
Bila kita simak kisah di atas , jelaslah betapa rusulullah mempunyai jiwa dan sportifitas yang tinggi pada sesuatu yang di hasilkan dan disetujui oleh orang banyak, perlu kita ketahui dalam hal ini, sikap rasullah menjatuhkan persetujuan pada pihak yang banyak, karena ini bukan masalah PRINSIP, atau BENAR atau SALAH (sebagaimana kita ketahui, semua yang terlibat di forum adalah sahabat terkemuka) tapi masalah mana yang lebih mungkin untuk dilaksanakan pada saat itu, dan meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
Seperti itulah kita seharusnya bersikap dalam sebuah forum , karena yang kita kedepankan bukan tehnisnya tapi kebersamaannya, karena dengan kebersamaan sesuatu yang kita anggap mustahil akan menjadi mungkin, sesuatu yang sulit akan menjadi mudah. Wallahu a’lam bis sawab.
Senin, 15 Maret 2010
Sportifitas Rasulullah
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan kesan anda di sini