Ketua dan Sekretaris

Sebuah organisasi tidak akan maju tanpa adanya kerja sama dan tanggung jawab, tokoh sentral dan desain tak ada artinya tanpa dukungan semua person

Rapat Ikrisma dengan Masyarakat

Ikrisma selalu terdepan dalam menangani masalah masyarakat yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah lokal

Divisi Sosial

Armada Ambulan yang dikelola oleh divisi Sosial telah banyak membantu meringankan beban Masyarakat saat tertimpa musibah

Santai usai Taklim

Menyempatkan waktu disela sela kesibukan untuk Taklim, bahkan tetap memberi ruang untuk santai sambil membicarakan Ikrisma ke depannya.

Suasana Pantai Desa Bringsang

Tepi pantai yang anggun di pesisir desa Bringsang membuat aku rindu kampung halaman

Selasa, 26 Februari 2013

Cobaan dalam setiap kebaikan


Jadi teringat nasehat orang tua "mon akebey roma senga'e cong !.. raje chobena.. mungkin yang dimaksud sebuah rumah untuk membangun keluarga yang harmonis yang selalu dekat dengan Allah..

yah.. hanya sebuah rumah/tempat tinggal.. lalu bagaimana dengan rumah tempat ibadah atau Masjid ? logikanya,.. rumah saja ada cobaannya apalagi Masjid yang akan menjadi central aktivitas keummatan, tentunya lebih besar lagi cobaannya.

kembali kepada kepada al-Qur,an .. pertama kali rasul membangun Masjid Quba saat hijrah ke Madinah landasannya ialah Taqwa

"Janganlah kamu shalat dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bershalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.(QS 9;108)

saya yakin semua kita punya tujuan yang baik, hanya karena kurangnya komunikasi jadilah kita (seolah) berjalan sendiri-sendiri , atau SAMA-SAMA KERJA bukan BEKERJA SAMA.

dalam pemugaran ini , rapatkan barisan kita , yakni barisan antar panitia, ibarat shalat berjamaah, agar tidak ada setan yang menyelinap lalu membisikkan rasa was-was dalam hati-hati kita . was-was dan khawatir , jangan jangan namanya kelak tidak muncul sebagai orang yang berjasa dalam pemugaran itulah maunya setan.
mohon telaah ...

Masjid yang indah


Memang benar sebuah masjid tidak harus megah dan indah. Tapi sebuah masjid meski secara fisik adalah benda mati namun secara metafisik sebenarnya sedang bercerita , melalui arsitektur baik interior maupun eksterior  sentuhan seni  yang diberikan merupakan visualisasi yang menjelaskan,bagaimana perhatian para aghniya dan donatur serta sifat amanah para pengelola kepadanya.

Masjid yang bersih bukan hanya karena kecakapan marbot, tapi masjid yang pada tiap jengkal dan sisinya dipakai untuk shalat, karena itulah kita di Sunnahkan untuk berpindah pindah tempat pada saat shalat sunnah dalam satu Masjid, selain secara otomatis terjaga kebersihannya juga tempat yang kita pakai untuk shalat akan menjadi saksi kelak di yaumil akhir. Maka pembangunan secara spiritual tidak kalah penting dari pembangunan fisik Masjid.



Rabu, 20 Februari 2013

menghayal


Estimace Zakat/infaq warung madura

Estimace ini hanya asumsi  saya saja.. untuk mengetahui sejauh mana potensi zakat /infaq yang mungkin bisa diambil atau diberikan secara sukarela dari warga Desa Bringsang yang membuka lahan usahanya di Jakarta, objek dari estimace ini segmennya adalah usaha pada sektor formal dan non formal, yaitu warung para pekerja pabrik.

Estimace ini saya buat sehubungan dengan pemugaran Masjid Bringsang, yang tentunya menjadi tanggung jawab kita semua, meskipun kita maklumi dalam pemugaran tersebut tidak semua warga mengetahui kronologisnya.

Juga masalah infaq atau shadaqah merupakan amal yang berkaitan dengan kemampuan secara finansial, hal itulah yang membuat rentan terhadap fitnah, oleh sebab itu kepercayaan dari muzakki dan sifat amanah dari pengelola sangat urgen, bila tidak muzakki lebih tertarik untuk mengelola sendiri zakatnya, yakni dengan memberikan langsung kepada Mustahiq.

Pengelolaan yang profesional yakni dengan open manajemen atau manajemen terbuka menjadi syarat mutlak agar muzakki tertarik untuk berinfaq bahkan menjadi donatur tetap.

Selanjutnya kesadaran dari semua pihak yang merasa sudah terkena wajib zakat atau yang belum terkena kewajiban tersebut untuk berinfaq sebagai sarana pembersih harta dan mengundang  datangnya rizeki selanjutnya.

Baiklah inilah Estimace tersebut.

Kita semua maklum banyaknya usaha-usaha ritael atau waralaba, atau yang kita kenal dengan mini Market yang masuk ke pelosok pelosok kampung bukan hanya pada tingkat kelurahan tapi sampai pada tingkat RW bahkan RT, ini dapat anda cek sendiri , ada berapa dalam satu RW mini Market yang beroperasi, bila satu RW yang jumlahnya ada 10 RT saja ada 2 minimarket maka perbandingannya tiap 5 RT ada satu minimarket, hal itulah yang menjadi pukulan bagi para pewarung dan jelas mengurangi omset pendapatannya, bahkan hingga 50 % yang berimbas pada menurunnya jumlah laba atau keuntungan usahanya.

Kita juga maklum , bahwa keuntungan yang diambil dari mereka, bila di ambil rata-rata adalah 10 % dari modal pokok barang/ buah , itu pun sebenarnya ada modal lain yang berkaitan dengan pembiayaan atau operasional harian , yaitu biaya transportasi yang tidak mereka hitung, dan biaya sewa lahan yang seharusnya juga terhitung bagian dari modal.

Selanjutnya data para usahawan Bringsang baik yang bergerak di sektor formal maupun non formal, bila kita ambil data tersebut dari beberapa orang yang baru saja hajatan, lalu di kolaborasi (hal ini karena biasanya  undangan hanya ditujukan kepada kerabat dan tetangga) maka saya ambil paling sedikit sebanyak 700 orang Bringsang yang ada dan membuka usaha di Jakarta. Yang saya bagi 600 di sektor non formal dan 100 di sektor formal

Lalu dari segi inkam atau pendapatan, katakanlah bila dirata-ratakan setiap warung omset pendapatan per hari sebesar Rp. 800.000 maka 10 % dari nominal tersebut adalah Rp 80.000 .maka pembagian atau yang harus dikeluarkan meliputi
1.     Lauk pauk Rp. 40.000

2.    Air, listrik & telepon Rp. 20.000
3.    Biaya sekolah anak Rp. 15.000
4.    Biaya ekstra termasuk transportasi Rp. 10.000
5.    Sewa  Rp. 20.000

Maka yang terjadi adalah minus , namun kita tahu mayoritas usahawan tersebut mempunyai usaha sampingan yang tidak jarang pendapatannya melebihi dari usaha pokoknya, lewat usaha tambahan itulah mereka dapat memenuhi kebutuhan yang saya urai di atas, bahkan lebih dari yang dibutuhkan, sehingga dapat menabung.

Bila pengeluaran rutin tersebut dapat ditutupi dengan usaha ekstra atau sampingan berarti laba bersih bila dihitung rata-rata adalah sebesar Rp. 80.000 X 30 hari (1 bulan) sama dengan Rp 2.400.000 (dua juta Empat ratus ribu rupiah), maka dalam setahun Rp. 2.400.000 X 12 (satu tahun) = 28.800.000

Angka tersebut bila kita kaitkan dengan kewajiban zakat dengan kriteria wajib zakat
Pertama : satu tahun

Kedua : penghasilan bersih bila di Emaskan atau di belikan Emas mendapat kurang lebih 85 gram Emas 24 karat dengan asumsi bila harga Emas tersebut Rp. 450.000 , maka Rp. 450.000 X 85 = 38.250.000

Berarti tidak wajib Zakat, namun sebagi seorang muslim sebagi wujud syukur kita kepada Allah adalah anjuran lain yakni berinfaq.

2,5 persen adalah ijma ulama , maka didapat dari jumlah Rp. 28.800.000 X 2,5 persen = Rp. 600.000 di bagi perbulan , maka menjadi Rp. 150.000

Adapun dalam sektor formal, bila melihat UMR setidaknya gaji buruh adalah Rp. 2.000.000 , di luar uang makan dan transpor. Maka 2,5 persen perbulan adalah Rp. 50.000

Dengan demikian secara matematis, andaikata semua warga yang sedikitnya 700 orang mau menginfakkan hartanya untuk pembangunan Masjid maka hitungan logisnya ialah.

Rp. 150.000 X 600 muzakki (warga pewarung) / bulan, nominal yang di dapat ialah sebesar Rp. 90.000.000 (sembilan puluh juta)

Sedangkan zakat dari sektor pekerja formal maka asumsi matematisnya ialah seperti yang saya uraikan di atas , yakni dengan gaji UMR Rp. 2.000.000 jika infaq yang dikeluarkan 2,5 persen yaitu Rp. 50.000 X 100 Muzakki (karyawan) = 5.000.000,

Maka hitungan globalnya ialah : Rp. 90.000.000 + 5.000.000 = Rp. 95.000.000 per bulan X 1 tahun = Rp. 1.140.000.000.

Kesimpulannya, bila ini diprogramkan secara baik , dan adanya kesadaran yang tinggi dari para Muzakki , setidaknya dalam setahun maka pemugaran Masjid dengan anggaran biaya 1 milyar bukanlah hal yang sulit.

Benarlah apa yang di sabdakan baginda yang mulia.

الجمعة رحمة

Berjamaah adalah rachmat.

Hmmmm.. tapi ini hanya ilustrasi saja, sebuah estimace , yang mudah-mudahan menjadi kenyataan..




Tim 1 Em



Sebagai follow –up atau tindak lanjut  dari hasil rapat pada hari Ahad tanggal 17 Pebruari 2013 maka dibentuklah beberapa orang sebagai tim perumus untuk merealisasikan  usulan dari saudara Samsuto .

Tim ini merupakan tim external, yakni bersifat otonom dengan teknis tersendiri, atau pengumpulan dananya bukan seperti biasa yang konvensional.

Pencarian dana ini berangkat dari pengalaman yang bersangkutan saat shalat jum,at di daerah perkantoran, sebenarnya cara ini adalah cara lama, hanya saja sepertinya tehknis pengumpulan dana seperti ini belum banyak dikenal oleh warga Madura, admin (saya) sendiri hanya dua kali kalau tidak salah bertemu dengan cara ini .

Cara pengumpulan dana seperti ini lebih efektif, dan secara psikologis tidak terlalu membebani mental panitia karena tim eksekutor hanya perlu bertemu dengan pengurus Masjid lalu membuat kesepakatan atau kerja sama, selebihnya hanya membagikan amplop dan penjelasan global tentang Masjid yang akan di bangun baik secara lisan maupun visual.
Efektivitas cara kerja seperti ini tentunya tidak asal, tapi harus dilakukan secara profesional karena objeknya bukan kalangan biasa, dan bukan masjid sekitar namun kalangan menengah ke atas baik secara sosial maupun pendidikan, atau kalangan profesional dan eksekutif .

Kalangan seperti ini , biasanya adalah kalangan yang haus secara spiritual, hingga manakala ada celah untuk menyegarkan fitrah ilahiyahnya Action sosialnya secara visual akan mudah tergugah, bukan hanya itu, pengalaman pribadi dari admin sendiri, saat shalat di sekitar rumah amal jariyahnya berbeda dengan amal jariyah ketika shalat di tempat lain yakni lebih besar di tempat lain, seolah tarif tidak resmi yang terkondisi dari keikhlasan kita saat memberi.

Tim ini kami sebut “Tim 1 Em .. Karena tim ini bekerja , untuk turut merealisasikan pembangunan Masjid yang kemungkinan besar akan menelan angka nominal 1 milyar.
Dalam masalah pengumpulan dana secara pengalaman boleh di kata, saya ini nol meskipun beberapa kali terlibat dalam kepanitiaan, mulai dari bujangan sampai sekarang posisinya tidak lebih dari sekretaris dan saksi saat pengambilan donasi baik dari donatur secara langsung maupun dari bank.

Hmmmm....optimis dengan motivasi dari teman dan sahabat yang seorang motivator.

Pembuatan logistik, berupa proposal

Pemetaan atau inventarisir jumlah masjid yang akan di datangi

Membuat semacam mou dengan pengurus atau dkm masjid.

Doakan semoga berhasil..