Selasa, 09 Maret 2010

Musibah

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan Barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS 64;11)


Musibah secara maknawi adalah sesuatu yang menimpa, namun secara ‘urf (kebiasaan) musibah adalah sesuatu kesulitan yang menimpa seseorang baik dalam bentuk kehilangan, kecelakaan maupun berkurangnya bagian dari sebuah komunitas, baik teman, tetangga juga terlebih lagi keluarga, atau gagalnya dalam meraih sesuatu yang sangat di idamkannya. Bila hal itu terjadi diluar jangkuan kemampuan kita selaku manusia yang dhaif dalam pandangan Allah, maka itulah yang disebut takdir.

Dua hari ini (8 dan 9 Maret 2010) berturut turut ada kabar duka yang menyentak hati dan perasaan kita, pertama meninggalnya sala seorang keluarga dari anggota Ikrisma (H. Nur Khalis) dan hari kedua meninggalnya H. Salam, juga salah seorang kerabat pengurus Ikrisma, dan selanjutnya ananda dari Saudara Ridwan anggota Ikrisma yang terbaring di Ruma Sakit Koja Jak-Ut karena serangan Demam berdarah.

Imam Annawawi dalam Hadits Arbaen bab ke Empat melalui sebuah Hadits dari Abdur Rachman abdillah bin Mas’ud rasul menjelaskan tentang perjalanan Takdir seorang hamba sejak masih dalam kandungan, ada 4 hal yang Allah tetapkan 1. Rizekinya 2. Ajalnya 3.Amalnya 4. Nasibnya, yaitu tentang duka dan sukanya. Tak ada seorangpun yang luput dari Takdir Allah, melainkan Allah hanya memberi ruang yang kita kenal dengan Ikhtiar dan Tawakkal.

Ikhtiar yang saya maksud adalah memilih akibat dari takdir itu, tergantung dari kedekatan kita dengan Allah, salah satu contoh kita ditakdirkan jatuh, namun karena kedekatan seorang hamba dgn Rabbnya maka dia mendapat ma’unah atau pertolongan Allah hingga akibat jatuhnya tidak terlalu fatal.

Adapun Tawakkal adalah penyerahan diri kita kepada Allah secara total dgn penuh keikhlasan dan kesadaran tentunya setelah dilakukannya Usaha secara sungguh sungguh dan maksimal, dengan suatu keyakinan “ bahwa apa yang kita miliki baik itu harta, keluarga, teman, tetangga semua adalah milik Allah dan kikta hanya diberikan kepercayaan untuk dipinjaminya, dan yakinlah “bahwa Allah tidak pernah memberikan suatu musibah yang diluar kemampuan hambaNya, dan boleh jadi musibah tersebut menjadi penghapus dosa kan kesalahan kita kepada Allah, sebab kata Rasul Mulia “ada dosa yang tidak hilang dengan hanya Istighfar melainkan dosa itu baru hilang dengan cara org tersebut diberinya musibah, sekaligus menguji kesabarannya. Wallahu a’lam bissawab.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas

0 komentar:

Posting Komentar

:a   :b   :c   :d   :e   :f   :g   :h   :i   :j   :k   :l   :m   :n   :o   :p   :q   :r   :s   :t

Tinggalkan kesan anda di sini