Rabu, 17 November 2010

Abrasi pesisir pulau Giligenting

Berjalan berkeliling saat pulang kampung sangat menyenangkan, namun ada yang membuat hati sedih sebagai putra asli Giligenting saat melihat pesisir pantai,.. "Abrasi atau pengikisan air laut,. yang terjadi dari waktu ke waktu semakin mengkwatirkan, hampir sekeliling pulau garis pantai menjadi maju atau memakan pinggir pulau, tak heran anggaran belanja desa untuk penahan ombak slalu tercantum hampir setiap tahun, ini berarti kerusakan semakin bertambah dari waktu ke waktu , padahal anggaran untuk hal tersebut tidak kecil, dan kalau dianggarkan untuk hal yang lain, akan sangat menguntungkan bagi perkembangan desa.
kalau kita tarik mundur beberapa belas tahun, atau puluhan tahun ke belakang maka kita akan dapati tepi atau pesisir pantai yang jauh dari jalanan, di pinggir pantai sebelum jalan raya masih dapat tumbuh pohon-pohon kelapa, pohon perdu dan pohon belimbing lanang, namun yg terjadi sekarang bibir pantai jauh masuk ke pulau bahkan menyita posisi jalan raya.
Abrasi yang terjadi menurut pendapat saya, adalah banyaknya mengambilan pasir yang tanpa kendali dan kurang begitu memikirkan efek buruknya, selain itu juga ditambah dengan penggalian batuan laut, yang kita kenal sebagai batu Ampar atau gelar oleh penduduk kampung sebagai pondasi rumah, padahal fungsi dari batu tersebut selain menjadi tempat berkembang biaknya Rajungan, shengki' juga sebagai peredam ombak` adapun pemecah ombak yang dibangun oleh orang-orang tua kita dahulu kurang berfungsi dgn baik karena bentuknya yang 'Keni atau lurus , padahal yang efektif memecah dan mredam ombak agar tidak besar sampai ke pantai adalah bila di buat dengan bentuk "L.
Sebenarnya Abrasi yang terjadi pada pulau kita tercinta itu dapat dihentikan dengan cara adanya kebijakan tertulis dari penguasa daerah, semacam perda (peratuiran daerah) minimal tingkat desa juga disertai kesadaran yang tinggi dari warga akan tidak merusak lingkungan terutamanya pesisir pantai.
pesan dari Ikrisma : untuk seluruh warga Giligenting, kami berharap agar kita semua dalam melakukan hal apapun dalam hal ini yg berkaitan dengan lingkungan untuk memikirkan dampaknya dikemudian hari, kasihan anak-anak dan cucu kita , boleh jadi karena kelalaian kita dalam mengelola lingkungan pulau Giligenting hanya tinggal sebuah nama, karena tenggelam seperti 'NOKO.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas

0 komentar:

Posting Komentar

:a   :b   :c   :d   :e   :f   :g   :h   :i   :j   :k   :l   :m   :n   :o   :p   :q   :r   :s   :t

Tinggalkan kesan anda di sini