Jumat, 13 Desember 2013

DIVISI-DIVISI


Keberadaan divisi atau departemen dalam sebuah organisasi , disesuaikan dengan kebutuhan organisasi , divisi merupakan tim tim kecil yang menjadi sayap atau kaki hingga sebuah organisasi dapat berjalan ,.

Berikut ini fungsi-fungsi divisi

Sebagai sayap organisasi agar eksistensi sebuah organisasi  tetap diakui.

Sebagai mesin uang terutama divisi ekonomi yang menjadi pemasok dana agar operasional sebuah organisasi dapat tercover.

Sebagai mesin politik, karena dari divisi-divisi itulah sebuah organisasi bersentuhan langsung dengan masyarakat, baik dalam format  sosial keagamaan , Maupun profit.

Dalam organisasi kita “Ikrisma,sebagaimana yang sering saya sampaikan, eksistensi  semua divisi bersifat “OTONOM, yakni bebas menentukan kebijakan sendiri , kecuali 3 hal

Pertama : menggalang dana masyarakat tanpa koordinasi dengan induk organisasi
Kedua : menambah tenaga sopir
Ketiga : membeli unit kendaraan baru.

Namun karena keberadaan divisi-divisi  tersebut sebagai bagian dari organisasi , maka ada pos-pos tertentu yang berhak mendapat kucuran dana dari inkam yang didapat, berikut uraiannya untuk divisi Sosial.

45 % untuk perawatan
25 % untuk kegiatan sosial dan kemanusiaan
25 % untuk organisasi
5  % untuk sewa lahan

Sebagaimana layaknya sebuah tim, divisi-divisi  juga mempunyai  ketua sebagai penanggung jawab , yang kelak akan bertanggung jawab kepada ketua organisasi, dan karena otonom, maka tak semua harus dilaporkan kepada ketua atau anggota apalagi hanya bersifat teknis.

Saya ingat 2 kali mengikuti penataran ke organisasian di BF maupun karang taruna, ada semboyan “di mana ada gula di situ semut, korelasinya dengan ke organisasian “ di mana ada organisasi, di situ ada kegiatan.

Ikrisma dicetuskan dan dibentuk, tujuannya agar silaturrachim  antar sesama perantau tetap terjalin dan mudah,  dari pada harus mendatangi satu persatu  yang akhir kemudiannya berkembang menjadi sebuah wadah yang menampung berbagai aspirasi dan pendapat  sehingga berbentuk tumbuhnya keperdulian sosial terhadap sesama perantau.

Maka sebagaimana pembentukan awalnya, marilah kita kembali kepada kithah  (garis besar perjuangan) yakni “untuk menjalin silaturrachim agar lebih erat dan mudah, kita kelola organisasi ini secara kekeluargaan , tidak ada yang merasa “paling berhak, atau merasa tidak punya peran, merasa tidak punya wewenang, karena semua punya sumbangsih memajukan Ikrisma.

Pengurus dan anggota ibarat satu tubuh, bila salah satunya sakit maka yang lain akan resah, reaksi spontan itu adalah sunnatullah  karena itulah kita harus bekerja sama, bukan sama-sama bekerja.

Ingat berjamaah adalah Rachmat, makhfum mokhalafahnya , tercerai berat adalah laknat.

Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas

0 komentar:

Posting Komentar

:a   :b   :c   :d   :e   :f   :g   :h   :i   :j   :k   :l   :m   :n   :o   :p   :q   :r   :s   :t

Tinggalkan kesan anda di sini