Keberadaan divisi atau departemen dalam sebuah
organisasi , disesuaikan
dengan kebutuhan organisasi , divisi merupakan tim tim kecil yang menjadi sayap
atau kaki hingga sebuah organisasi dapat berjalan ,.
Berikut ini
fungsi-fungsi divisi
Sebagai sayap
organisasi agar eksistensi sebuah organisasi
tetap diakui.
Sebagai mesin uang
terutama divisi ekonomi yang menjadi pemasok dana agar operasional sebuah
organisasi dapat tercover.
Sebagai mesin
politik, karena dari divisi-divisi itulah sebuah organisasi bersentuhan
langsung dengan masyarakat, baik dalam format
sosial keagamaan , Maupun profit.
Dalam organisasi
kita “Ikrisma,sebagaimana yang sering saya sampaikan, eksistensi semua divisi bersifat “OTONOM, yakni bebas
menentukan kebijakan sendiri , kecuali 3 hal
Pertama :
menggalang dana masyarakat tanpa koordinasi dengan induk organisasi
Kedua : menambah
tenaga sopir
Ketiga : membeli
unit kendaraan baru.
Namun karena
keberadaan divisi-divisi tersebut
sebagai bagian dari organisasi , maka ada pos-pos tertentu yang berhak mendapat
kucuran dana dari inkam yang didapat, berikut uraiannya untuk divisi Sosial.
45 % untuk
perawatan
25 % untuk
kegiatan sosial dan kemanusiaan
25 % untuk
organisasi
5 % untuk sewa lahan
Sebagaimana layaknya
sebuah tim, divisi-divisi juga
mempunyai ketua sebagai penanggung jawab
, yang kelak akan bertanggung jawab kepada ketua organisasi, dan karena otonom,
maka tak semua harus dilaporkan kepada ketua atau anggota apalagi hanya
bersifat teknis.
Saya ingat 2 kali
mengikuti penataran ke organisasian di BF maupun karang taruna, ada semboyan
“di mana ada gula di situ semut, korelasinya dengan ke organisasian “ di mana
ada organisasi, di situ ada kegiatan.
Ikrisma dicetuskan
dan dibentuk, tujuannya agar silaturrachim
antar sesama perantau tetap terjalin dan mudah, dari pada harus mendatangi satu persatu yang akhir kemudiannya berkembang menjadi
sebuah wadah yang menampung berbagai aspirasi dan pendapat sehingga berbentuk tumbuhnya keperdulian
sosial terhadap sesama perantau.
Maka sebagaimana
pembentukan awalnya, marilah kita kembali kepada kithah (garis besar perjuangan) yakni “untuk
menjalin silaturrachim agar lebih erat dan mudah, kita kelola organisasi ini secara
kekeluargaan , tidak ada yang merasa “paling berhak, atau merasa tidak punya
peran, merasa tidak punya wewenang, karena semua punya sumbangsih memajukan
Ikrisma.
Pengurus dan
anggota ibarat satu tubuh, bila salah satunya sakit maka yang lain akan resah,
reaksi spontan itu adalah sunnatullah
karena itulah kita harus bekerja sama, bukan sama-sama bekerja.
Ingat berjamaah
adalah Rachmat, makhfum mokhalafahnya , tercerai berat adalah laknat.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan kesan anda di sini