Minggu, 06 Maret 2011

IQRA (bacalah)

Bagi rekan dan jamaah yang mengikuti Taklim KHR. Cholil dalam acara Maulid nabi Muhammad SAW di Masjid Al-Fudolah pada tanggal 2 Maret 2011 bakda Isya,tentu masih ingat tentang Materi ceramah beliau yang mengambil judul (menurut saya) Iqra, artinya bacalah !. dengan istilah yang dipopulerkan yakni “selalu bersambung.


Iqra ! maknanya secara etimologi berarti “membaca, namun secara istilah, Iqra mempunyai banyak makna, karena membaca bisa berarti membaca pengalaman, membaca situasi, mengadakan riset atau penelitian, dan itu tentunya harus di hubungkan dengan Allah sebagai pemilik Alam ini, itulah yang di maksud dengan “dengan, atau atas nama Allah, tuhanmu yang telah mencipta

اقرأ باسم ربك الذي خلق

خلقmaknanya adalah mencipta, adapun فطر maknanya mencipta sesuai keperluan, inilah di antara uraian yang beliau sampaikan.

Menghubungkan segala sesuatu, apalagi ilmu dengan Allah sebagai pencipta adalah sesuatu yang sangat penting dan harus, sebagai wujud pengakuan kita sebagi makhluk ciptaan-Nya, hal ini agar kita tidak mensekulerkan ilmu pengetahuan, yakni membuat sekat antara ilmu agama dan ilmu umum, padahal alam ini yang menjadi objek riset adalah ciptaan Allah itulah yang dimaksud dengan

وإلى الله ترجع الأمور

Dan kepada Allah kembali segala perkara (QS 2;210)

Bagi seorang Muslim, sudah selayaknya dalam menilai dan memandang segala sesuatu dengan kaca mata agama, karena apa saja yang kita lakukan dan terjadi pada diri kita tidak pernah lepas dari qada dan Takdir Allah, yang tentunya harus disikapi dengan penuh tawakkal kepada-Nya, selanjutnya bisa kita ambil hikmahnya, mengambil hikmah dari peristiwa itulah yang disebut juga membaca , yakni membaca sesuatu peristiwa, dan dijadikan pengalaman berharga akan tidak terulang kembali.

Menghubungkan segala sesuatu kepada Allah juga merupakan indikasi akan adanya diri seorang Muslim atau Mukmin yang mempunya keterikatan atau Aqidah dengan Allah SWT. Namun bukan berarti kita menjadikan Allah sebagai sumber dari kesulitan yang kita alami, karena kesulitan itu sumbernya adalah dari diri kita karena jauhnya kita dari Allah, atau kesulitan itu merupakan cara Allah untuk memberi peringatan kepada hamba-Nya baik itu untuk menghapus dosa-dosanya atau menyadarkan dari kekeliruannya, karena Allah Maha tahu dengan cara apa menyadarkan hamba-Nya.

Wallahu a’lam.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas

0 komentar:

Posting Komentar

:a   :b   :c   :d   :e   :f   :g   :h   :i   :j   :k   :l   :m   :n   :o   :p   :q   :r   :s   :t

Tinggalkan kesan anda di sini