Salah seorang anggota bertanya “ kenapa alokasi saldo ambulan tidak di buat simpel pembagiannya, ? (sebagaimana di sepakati bahwa saldo dari operasional ambulan di bagi 45 % maintenace, 25 % Ikrisma, 25 % divisi sosial dan 5 % mosallah,) yang bersangkutan memberi alasan, bukankah selain mosallah semua untuk internal Ikrisma , yakni sosial, perawatan dan Ikrisma sendiri.
Jawaban kami sebagai sekretaris Ikrisma mengenai hal tersebut ialah dua hal yaitu, kronologis pengumpulan dana dan profesionalitas dalam pendelegasian tugas.
Sebagaimana kita ketahui, Ikrisma mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk mengelola donasi dari masyarakat yang menjadi donatur ambulan , maka dengan sendirinya Ikrisma bertanggung jawab penuh terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaannya, dan sebagai sebuah organisasi tentulah tidak membidangi hanya dalam satu bidang saja . maka harus ada pendelegasian dalam pengelolaannya dan dalam hal ini yang layak mengelola adalah divisi sosial, karena operasionalnya lebih mengedepankan bantuan kemudahan bagi yang mendapat musibah dari pada mencari keuntungan.
Lalu kenapa ada beberapa pos yang mendapat bagian alokasi dari sisa operasional ?
Pertama :Saya mulai dari yang terkecil, yakni mosallah , Mosallah mendapat 5 % dari sisa operasional karena halamannya kita jadikan sebagai garasi mobil jenazah, selain karena adanya ikatan emosional Ikrisma dengan tempat tersebut yang menjadi base camp Ikrisma.
Ke dua : Ikrisma mendapat 25 % dari alokasi sisa operasional , hal ini wajar dan harus ada karena Ikrismalah yang bertanggung jawab terhadap masyarakat donatur mengenai mobil jenazah tersebut, dan sebagai induk organisasi yang mendelegasikan pengelolaannya kepada divisi sosial, karena bila terjadi sesuatu maka hanya yang 25 % itulah yang di dapat Ikrisma sebagai konpensasi dari pengelolaannya.
Ke tiga : divisi sosial mendapat 25 % dari alokasi sisa operasional, karena dana untuk pembelian kendaraan tersebut berasal dari masyarakat dan niat awalnya memang untuk diperbantukan khususnya bagi yang tidak mampu, bantuan ini tidak hanya berbentuk kemudahan dalam mengantarkan jenazah tapi juga berkaitan dengan kegiatan divisi sosial yang lain lebih luas selain mengantar jenazah, seperti santunan, baik kepada anggota maupun kepada non anggota, atau bahkan boleh jadi ada masyarakat yang benar-benar tidak mampu yang perlu bantuan dari Ikrisma yang pada akhirnya tidak dapat menutupi biaya operasional, maka bila hal ini terjadi akan dapat tercover dari dana yang ada pada divisi sosial.
Ke empat : maintenace atau perawatan mendapat alokasi paling besar yakni 45 % 25 % dari alokasi sisa operasional, karena sebagaimana kita ketahui bersama bertambahnya usia kendaraan dan semakin banyaknya jarak kilo meter yang di tempuh sudah pasti ada bagian dari kendaraan yang mengalami kekurangan daya tahannya, maka tentunya dengan alokasi yang besar Ikrisma atau divisi sosial tidak perlu risau manakala suatu saat nanti kendaraan harus masuk bengkel karena ada suku cadang yang harus di ganti, bahkan tidak mustahil kita akan dapat membeli kendaraan lagi baik sebagai ambulan ke dua maupun dirental sebagai mesin pencari uang untuk dana operasional Ikrisma yang ke depannya pasti akan banyak lagi yang dibutuhkan.
Saya berharap semoga dengan penjelasan ini tidak terjadi fitnah di kemudian hari, yang mana sebenarnya pertanyaan yang diajukan juga merupakan sopport bagi Ikrisma untuk lebih terbuka lagi dalam manajemen pengelolaannya.