Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan
negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi
berpengetahuan."
(QS 12:55)
Rasulullah
melarang Ummatnya untuk memilih pemimpin yang berambisi
menjadi penguasa, karena pada hakekatnya
kekuasaan adalah sesuatu musibah , di mana di pundaknyalah nasib seluruh rakyat
yang di pimpin nasibnya dipertaruhkan, melalui kebijakan dan keterbukaannya
dalam melihat penderitaan rakyat yang memang wajib diayominya.
Berbeda konteksnya pada masa nabi Yusuf AS, di mana
kemarau panjang yang akan datang yang
akan didahului oleh masa subur benar-benar membutuhkan orang yang punya
keahlian dan punya visi serta moralitas yang tinggi untuk mampu mengantisipasi
kemungkinan terburuk yang akan terjadi
di masa depan.
Maka dengan bimbingan wahyu nabi Yusuf menawarkan diri, karena
melihat tidak adanya figur yang mampu untuk membawa negeri Mesir melewati
masa-masa sulit.
Konteksnya dengan kita sekarang (menurut saya)
harus ada upaya, baik secara individu maupun lembaga untuk memunculkan figur yang di
butuhkan dan benar-benar mencerminkan kehendak murni masyarakat yang beradab,
bukan di karbit dengan lembaran atau gepokan rupiah dan janji-janji yang terkadang tidak realistis.
Selamat berjuang untuk rekan-rekan yang menjadi tim
sukses dari kedua calon, di mana anda semua berangkat dari tujuan yang sama ,
yakni “untuk desa Bringsang yang lebih baik, dan secara moral sebagai pengusung
bila calon anda menang anda wajib menjadi yang terdepan mengawal , apa yang
telah menjadi visi dan misinya.