Rp. 2.500.000 itulah tarif pasang baru PLN di daerah kampungku Madura Giligenting dengan daya 450 wat, sebuah harga yang sangat pantastik untuk ukuran desa, bahkan untuk standar ibu kota Jakarta sekalipun, itu pada tahun 95 an , bahkan harga itu tak mengalami perubahan saat pasang baru di atas tahun 2000, itu pun setelah menunggu selama 2 tahun baru terpasang.
Kini hampir 15 tahunan PLN beroperasi tapi tak pernah mengalami peningkatan baik dalam pelayanan maupun dalam pengoperasian peralatan, kalau dahulunya bisa menyala 7 hari dalam satu Minggu walau hanya pada malam hari saja , tapi ada ekstra yaitu menyala pada ahad siang, namun kini bisa menyala selama seminggu berturut-turut tanpa gangguan sudah cukup bagus, kelebihan beban , mungkin itulah yang terjadi pada pembangkit listrik tenaga diesel yang beroperasi, apalagi konon kabarnya mesin tersebut dibeli dalam keadaan seken atau bekas pakai.
Sudah beberapa bulan ini, bahkan sejak awal 2009 pasokan listrik mulai bermasalah, dengan system pembayaran yang sudah ditetapkan sebesar 45.000 per bulan, baik itu di pakai ataupun tidak semestinya ada dispensasi (keringanan) dari PLN kepada warga yang sudah dirugikan , bila perlu ada konpensasi khusus akibat hal itu, semisal pergantian peralatan yang rusak karena voltase yang tidak stabil.
Semestinya kejadian ini tidak perlu berlarut-larut bila pihak PLN tanggap , dan memperhatikan dengan baik akan kelayakan mesin pembangkit listriknya, bila perlu mengajukan permohonan untuk bisa mengadakan sambungan bawah laut dari Kalianget atau Tanjung (yang lebih dekat jaraknya) ke pulau Giligenting.
Semoga yang harapan terakhir ini menjadi pemikiran para pejabat baik pusat maupun daerah demi kemakmuran rakyat Giligenting ,, amin.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
STuju...
BalasHapus