Memancing memori
di
krisis leadher.
Teringat memori 20
tahun yang lalu , saat pemilihan RT seorang ustad (guruku) beliau manajer di
perusahaan percetakan logam , yakni “Budhi Dharma,terpilih, sebagai ketua
RT,bukan mencalonkan diri , namun dipaksa dipilih,
saya bertanya “kok mau pak ?
beliau menjawab “ saya mau asalkan kalian mau diatur bukan
hanya sebagai warga tapi juga sebagai jamaah,
saya jadi paham maksudnya , ketika mulai menjalankan tugasnya
, beliau
mempercayakan kegiatan remaja
kepada saya yang selain aktif di remaja masjid juga karang taruna, mengaktifkan
kegiatan ke agamawan bagi orang tua.
Selain kegiatan kerja Bhakti beliau mewajibkan setiap warga
untuk menyisihkan beras 1 kotak korek api yang diambil remaja setiap Minggu
lalu dikumpulkan dan di berikan kepada warga yang tidak mampu, setiap
permintaan surat pengantar setiap warga yang memberi tips wajib menulis
nominalnya dan memberi tanda tangan, semua dana yang masuk dimanfaatkan secara
maksimal baik untuk kegiatan remaja, bahkan acara bakar ikan pun mendapat
subsidi, intinya beliau berusaha mengkondisikan warga terbiasa dengan hal-hal
positif.
Hingga di akhir masa jabatannya beliaulah satu-satunya RT yang
melaporkan ada saldo jutaan rupiah, subhanallah
meskipun beliau berusaha untuk tidak mencalonkan lagi warga tetap
memaksa sehingga 2 periode.
Beberapa tahun kemudian , saat mengikuti latihan leadhersif
saya semakin paham ketika penatar menjelaskan tentang” apabila dalam organisasi
terjadi krisis leadher atau ketua , tidak ada yang mau jadi kandidat . itu
terjadi di organisasi sosial bukan komersial, karena tidak ada insentif, tidak
ada gaji , yang ada hujan kritik dan tuntutan dari anggota. Saat itu akan, atau
bisa diberlakukan seperti teori ekonomi pasar , yakni “bila permintaan
meningkat stock barang menipis atau bahkan tidak ada, maka harga barang akan
melonjak.
Artinya, ketika dalam sebuah organisasi terjadi krisis kepemimpinan saat itulah
terjadi nilai tawar yang sangat tinggi antara calon leadher atau kandidat
dengan anggota, nilai jual atau tawar yang saya maksud, ialah ‘dapatnya seorang
leadher menerapkan berbagai program di masa kepemimpinannya dengan aturan yang
dapat dikondisikan sedemikian rupa, tentunya hal itu juga harus di mulai dengan
Akad yang jelas , antara kandidat dan anggota.
Dalam status ini saya tidak mensupport seseorang untuk menjadi
leadher dengan jurus aji mumpung, “mumpung tidak ada yang mau menjadi kandidat,
bukan..! karena ujung ujungnya adalah ke
sewenang-wenangan , dan leadher akan merasa menjadi menguasa tunggal hingga akhirnya
semakin tidak jelas batas-batas kewenangannya, karena dalam memilih leadher
kita juga harus memperhatikan beberapa hal :
INTEGRITASNYA , yakni
hubungannya dengan organisasi, apakah punya loyalitas dan militansi.
AKUNTABILITASNYA , yakni tindakannya bisa dipertanggung jawabkan.
KAPABILITASNYA , yakni
punya kemampuan mengelola manajemen organisasi , dan mengolah manajemen konflik
.
KREDIBILITAS, yakni punya etika atau akhlaq yang bagus dalam
menghadapi berbagai macam persoalan organisasi, sehingga mampu bertindak sebagai
penengah sekali gus kawan, sehingga bisa diterima semua kalangan.
Boleh jadi ke empatnya kita mengatakan “HANYA NABI YANG BISA !..
manusiawi , namun ingat organisasi sebagaimana definisinya , “SEKUMPULAN 2
ORANG ATAU LEBIH YANG MEMPUNYAI TUJUAN YANG SAMA DAN BEKERJA SAMA DENGAN KODE
ETIK YANG JUGA BERSAMA SAMA DISEPAKATI.
Saya bicara diorganisasi besar yang ideal, namun bukan berarti
mengecilkan Ikrisma, Ikrisma adalah organisasi yang dibangun dengan konsep
kekeluargaan , karena memang satu dengan lainnya mayoritas punya kedekatan
kekerabatan , setidaknya sama sama warga Giligenting.
Sekarang , mendset atau cara pandang kita terhadap organisasi
harus di rubah , organisasi bukan sesuatu yang rumit , karena organisasi
dibentuk sesuai kebutuhan bahkan sampai ke masalah pengurusnya pun formaturnya
sesuai kebutuhan,
karena itulah di
butuhkan, adanya saling pengertian, saling memahami dan saling melengkapi
mudah-mudahan status panjang ini bisa bermanfaat.