Ketua dan Sekretaris

Sebuah organisasi tidak akan maju tanpa adanya kerja sama dan tanggung jawab, tokoh sentral dan desain tak ada artinya tanpa dukungan semua person

Rapat Ikrisma dengan Masyarakat

Ikrisma selalu terdepan dalam menangani masalah masyarakat yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah lokal

Divisi Sosial

Armada Ambulan yang dikelola oleh divisi Sosial telah banyak membantu meringankan beban Masyarakat saat tertimpa musibah

Santai usai Taklim

Menyempatkan waktu disela sela kesibukan untuk Taklim, bahkan tetap memberi ruang untuk santai sambil membicarakan Ikrisma ke depannya.

Suasana Pantai Desa Bringsang

Tepi pantai yang anggun di pesisir desa Bringsang membuat aku rindu kampung halaman

Sabtu, 30 November 2013

bentuk ormas


Ikrisma, dilihat dari aktivitasnya yang secara umum bergerak di bidang layanan masyarakat baik dakwah maupun kemanusiaan disebut organisasi sosial, adapun format struktur kepengurusannya seperti piramida, hal ini terbentuk karena adanya sayap-sayap  organisasi yang menjadi bagian dari bidang kegiatannya.

Adapun besar kecilnya sebuah organisasi sangat mempengaruhi struktur sebuah organisasi, karena struktur dibuat berdasarkan kebutuhan , baik dalam bidang pelayanan maupun keahlian dalam menangani operasional sebuah organisasi.

salah satu ciri organisasi kecil ialah, saling mengenalnya antara sesama pengurus maupun sesama anggota bahkan lintas struktur dan anggota, lingkup kerja yang tidak terlalu luas dan personel organisasi yang sedikit sangat memungkinkan terjadinya rangkap kepengurusan, terkecuali di struktur tertentu yang memang secara prosudural (yang ditetapkan pemerintah , bila sebuah organisasi akan dikukuhkan dengan payung hukum) tidak boleh terjadi.

Selasa, 19 November 2013

dewan pembina

Idealnya memang dewan pendiri itu dipilih oleh musyawarah luar biasa mayoritas anggota  kedudukannya persis seperti dewan syuro,dari dewan pendiri itulah muncul struktur kepengurusan yang ditunjuk oleh dewan pendiri . tapi karena kita berangkat dari sebuah paguyuban maka  kepengurusan terstruktur secara alamiah melalui seleksi kehadiran dan pengaruhnya di masyarakat, hingga pada akhirnya seperti apa yang berlaku dan terjadi di organisasi kita.

Nah !.. pada saat kita ingin meningkatkan status paguyuban menjadi sebuah ormas yang existensinya di akui oleh negara , maka suka rela atau tidak kita harus mengikuti  prosedur  hukum yang berlaku, di sinilah repotnya .

Saya katakan “repot, karena kita miskin atau minim kaderisasi, bukan tidak atau kurangnya anggota, tapi kemauan dan keseriusan anggota  yang kurang, ini terbukti saat ada sesuatu tugas yang akan dibebankan selalu saling mempersilahkan , bukan karena menghormati , tapi minimnya  loyalitas kepada organisasi hingga ujung-ujungnya  tugas dibebankan kepada orang yang itu-itu saja.

Itulah sebabnya, saya maklum sebagai pengurus kalau ada yang mengatakan “Ikrisma organisasi yang tidak/kurang  produktif, karena memang kita akui, secara pembinaan kita belum melahirkan penerus yang punya loyalitas tinggi kepada organisasi, meski perlu di akui juga kita telah banyak memberikan sumbangsih yang besar kepada masyarakat , khususnya Bringsang.

Coba kita perhatikan setiap blueprint  (rancangan kerangka kerja) yang kita buat selalu strukturnya tidak jauh dari itu ke itu.

Saya berharap ke depannya Ikrisma bisa melahirkan kader yang loyal, yang siap berkorban meski organisasi belum mampu memberikan jasa yang layak, bahkan terlihat tidak produktif, kita realistis saja tidak perlu marah, bahkan berterima kasihlah kepada para pengeritik Ikrisma , karena kritikan mereka menjadi motorik yang akan menggerakkan roda-roda organisasi yang karat karena sebagian anggota ada yang merasa sah-sah saja tidak hadir karena ada urusan lain, yang jauh lebih penting dari Ikrisma.
Kita doakan agar mereka bisa meluangkan waktu, pikiran bahkan donasi untuk kemajuan Ikrisma.

Mengenai kelancangan saya membuat struktur dewan pembina dadakan, tidak ada maksud untuk sesuatu yang bersifat konspirasi atau intrik pada person tertentu,  tapi  demi kebaikan bersama, karena “ mohon maaf sebelumnya .. sekali lagi mohon maaf kalau pun diadakan pemilihan dewan pembina maka person dari tim tersebut tidak akan jauh dari kami, mohon maaf bukan takabbur, “naudzu billah, ini karena person yang lain sudah mengisi posisi tertentu yang berjalan aktifitasnya. silahkan bila ingin di revisi , atau bahkan memberhentikan saya , saya siap bertanggung jawab.


Sebenarnya, saya yakin teman-teman Ikrisma banyak yang bisa berbuat, hanya saja “ belum mau memulai, karena merasa masih ada yang bisa di andalkan, padahal kami , termasuk saya menginginkan adanya rotasi pengurus agar bisa juga merasa mempunyai tanggung jawab.

Minggu, 03 November 2013

terbiasa melakukan dosa



Iman & rasa malu ibarat dua sisi mata uang, bila hilang salah satunya , maka hilanglah yang lainnya.

perbuatan dosa/maksiat yang diperbuat seorang hamba, pada dasarnya bila iman masih ada , akan menimbulkan perasaan malu , itulah sebabnya perbuatan tersebut tidak ingin diketahui oleh orang lain oleh pelakunya.

namun berbahagialah , karena itu pertanda , Iman yang merupakan karunia ter mahal dari Allah masih kita miliki.

akan tetapi saat perbuatan dosa/maksiat sudah terbiasa dilakukan oleh seorang hamba tanpa rasa malu atau risih, bahkan merasa tidak berdosa ,lebih fatal lagi bangga dengan segala pelanggarannya. ingatlah !.. hal itu juga pertanda, bahwa "Iman itu sudah tanggal, yang oleh baginda mulia di ibaratkan "IMan itu bagaikan pakaian, yang mudah lepas & mudah dipakai.

bila iman sudah sudah tidak ada, bahkan kita sendiri yang melepaskannya , lalu apa lagi yang berharga pada diri seorang Muslim,


boleh jadi ,  pada saat itu sebenarnya kita seperti bangkai yang berjalan