Ketua dan Sekretaris

Sebuah organisasi tidak akan maju tanpa adanya kerja sama dan tanggung jawab, tokoh sentral dan desain tak ada artinya tanpa dukungan semua person

Rapat Ikrisma dengan Masyarakat

Ikrisma selalu terdepan dalam menangani masalah masyarakat yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah lokal

Divisi Sosial

Armada Ambulan yang dikelola oleh divisi Sosial telah banyak membantu meringankan beban Masyarakat saat tertimpa musibah

Santai usai Taklim

Menyempatkan waktu disela sela kesibukan untuk Taklim, bahkan tetap memberi ruang untuk santai sambil membicarakan Ikrisma ke depannya.

Suasana Pantai Desa Bringsang

Tepi pantai yang anggun di pesisir desa Bringsang membuat aku rindu kampung halaman

Selasa, 22 Maret 2011

Penjelasan tentang alokasi ambulan

Salah seorang anggota bertanya “ kenapa alokasi saldo ambulan tidak di buat simpel pembagiannya, ? (sebagaimana di sepakati bahwa saldo dari operasional ambulan di bagi 45 % maintenace, 25 % Ikrisma, 25 % divisi sosial dan 5 % mosallah,) yang bersangkutan  memberi alasan, bukankah selain mosallah semua untuk internal Ikrisma , yakni sosial, perawatan dan Ikrisma sendiri.

Jawaban kami sebagai sekretaris Ikrisma mengenai hal tersebut ialah dua hal yaitu, kronologis pengumpulan dana  dan profesionalitas dalam pendelegasian tugas.

Sebagaimana kita ketahui, Ikrisma mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk mengelola donasi dari masyarakat yang menjadi donatur ambulan , maka dengan sendirinya Ikrisma bertanggung jawab penuh terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaannya, dan sebagai sebuah organisasi tentulah tidak membidangi hanya dalam satu bidang saja . maka harus ada pendelegasian dalam pengelolaannya dan dalam hal ini yang layak mengelola adalah divisi sosial, karena operasionalnya lebih mengedepankan bantuan kemudahan bagi yang mendapat musibah dari pada mencari keuntungan.

Lalu kenapa ada beberapa pos yang mendapat bagian alokasi dari sisa operasional ?

Pertama :Saya mulai dari yang terkecil, yakni mosallah , Mosallah mendapat 5 % dari sisa operasional karena halamannya kita jadikan sebagai garasi mobil jenazah, selain karena adanya ikatan emosional Ikrisma dengan tempat tersebut yang menjadi base camp Ikrisma.

Ke dua : Ikrisma mendapat 25 % dari alokasi sisa operasional , hal ini wajar dan harus ada karena Ikrismalah yang bertanggung jawab terhadap masyarakat donatur mengenai mobil jenazah tersebut, dan sebagai induk organisasi yang mendelegasikan pengelolaannya kepada divisi sosial, karena bila terjadi sesuatu maka hanya yang 25 % itulah yang di dapat Ikrisma sebagai konpensasi dari pengelolaannya.

Ke tiga : divisi sosial mendapat 25 % dari alokasi sisa operasional, karena dana untuk pembelian kendaraan tersebut berasal dari masyarakat dan niat awalnya memang untuk diperbantukan khususnya bagi yang tidak mampu, bantuan ini tidak hanya berbentuk kemudahan dalam mengantarkan jenazah tapi juga berkaitan dengan kegiatan divisi sosial yang lain lebih luas selain mengantar jenazah, seperti santunan, baik kepada anggota maupun kepada non anggota, atau bahkan boleh jadi ada masyarakat yang benar-benar tidak mampu yang perlu bantuan dari Ikrisma yang pada akhirnya tidak dapat menutupi biaya operasional, maka bila hal ini terjadi akan dapat tercover dari dana yang ada pada divisi sosial.

Ke empat : maintenace atau perawatan mendapat alokasi paling besar yakni 45 % 25 % dari alokasi sisa operasional, karena sebagaimana kita ketahui bersama bertambahnya usia kendaraan dan semakin banyaknya jarak kilo meter yang di tempuh sudah pasti ada bagian dari kendaraan yang mengalami kekurangan daya tahannya, maka tentunya dengan alokasi yang besar Ikrisma atau divisi sosial tidak perlu risau manakala suatu saat nanti kendaraan harus masuk bengkel karena ada suku cadang yang harus di ganti, bahkan tidak mustahil kita akan dapat membeli kendaraan lagi baik sebagai ambulan ke dua maupun dirental sebagai mesin pencari uang untuk dana operasional Ikrisma yang ke depannya pasti akan banyak lagi yang dibutuhkan.

Saya berharap semoga dengan penjelasan ini tidak terjadi fitnah di kemudian hari, yang mana sebenarnya pertanyaan yang diajukan juga merupakan sopport bagi Ikrisma untuk lebih terbuka lagi dalam manajemen pengelolaannya.

Jumat, 11 Maret 2011

Wacana kotak amal.

Belum lama ini Ikrisma melalui admin blogg meluncurkan sebuah wacana baru, yakni pengadaan kotak amal yang akan dititipkan pada setiap warung atau toko yang dimiliki atau di kelola oleh para pengurus, anggota atau simpatisan Ikrisma, admin mendapat inspirasi pengadaan kotak amal saat berbincang-bincang dengan salah seorang pengurus masjid Aenganyar yang ada di Jakarta, dan bertugas untuk menggalang dana masyarakat Aenganyar yang ada di Jakarta, mulanya beliau pengumpulan dana dalam bentuk penarikan tunai sebanyak Rp. 10 s/d 15 ribu /bulan kepada setiap donatur, namun hal itu tidak berjalan efektif karena berbagai hal di samping pendapatannya yang tidak maksimal, namun setelah dimusyawarahkan pengumpulan dana dalam bentuk penitipan kotak amal pada setiap warung warganya, dan ini disambut cukup baik, maka pada bulan pertama saja dari puluhan kotak amal yg dititipkan berhasil dikumpulkan donasi jutaan rupiah.

Sebenarnya penitipan kotak amal dengan cara seperti di atas sudah pernah dilakukan oleh Ikrisma,namun karena berbagai hal di antaranya kondisi fisik kotak yang tidak menarik juga tidak adanya SDM yang bersedia menangani secara profesional maka gawaian ini menjadi mandek sama sekali.

Kini wacana ini di hidupkan kembali karena melihat kiprah Ikrisma yang sebagian besarnya bergerak dalam bidang sosial tentunya tak akan bisa berjalan maksimal tanpa adanya dukungan sarana dan prasarana yang memadai dan hal itu ujung-ujungnya adalah karena minimnya dana operasional.

Adapun kotak amal akan disebarkan ke toko-toko dan warung-warung dilakukan secara terbatas, yakni hanya pada keluarga besar Ikrisma dan simpatisan, pada penyebaran pertama direncanakan sebanyak 50 (lima puluh) kotak amal dengan asumsi atau perkiraan “ bila satu kotak amal minimal dalam satu bulan terisi sebesar Rp 25,000 , maka dalam satu bulan Ikrisma mendapat pemasukan sebesar Rp 1,250.000 .

Adapun peruntukannya Ikrisma akan mengalokasikan sebagian besar untuk kegiatan sosial, baik bantuan langsung maupun berbentuk pemberdayaan ekonomi ummat, dengan klasifikasi sebagai berikut.

Pertama : 50 % di alokasikan untuk Fakir. Miskin, kaum dhuafa dan anak yatim baik dalam bentuk bantuan langsung maupun pemberdayaan atau peminjaman modal,yang dalam tahap pertama di prioritaskan untuk  keluarga besar Ikrisma dan simpatisan selanjutnya masyarakat luas secara umum.

Kedua : 25 % di alokasikan untuk Masjid dan operasionalnya.

Ketiga : 25 % dialokasikan untuk operasional yayasan Ikrisma.

Pendapatan dari kotak amal ini sepenuhnya akan dikelola oleh divisi sosial yayasan Ikrisma, yang akan di audit secara berkala (minimal 6 bulan satu kali)keluar masuknya oleh bendahara dan sekretaris yayasan yang akan di dampingi oleh perwakilan dari para simpatisan , dengan open manajemen atau manajemen terbuka dalam pengelolaannya, hal ini demi menghindari terjadinya fitnah atau hal-hal yang tidak kita inginkan secara bersama-sama.

Adapun spesifikasi fisik kotak amal, yaitu.

Tinggi 30 cm. Lebar 25 cm, panjang 25 cm kerangka sudut alumunium, kaca 5mm bening pintu (antara daun dan geser) dengan perkiraan harga Rp. 75.000 / unit.

Semoga niat baik ini dapat terlaksana dengan dukungan penuh dari para anggota , pengurus dan para simpatisan Ikrisma, tentunya mendapat ridha dari Allah SWT. Amin....

Minggu, 06 Maret 2011

IQRA (bacalah)

Bagi rekan dan jamaah yang mengikuti Taklim KHR. Cholil dalam acara Maulid nabi Muhammad SAW di Masjid Al-Fudolah pada tanggal 2 Maret 2011 bakda Isya,tentu masih ingat tentang Materi ceramah beliau yang mengambil judul (menurut saya) Iqra, artinya bacalah !. dengan istilah yang dipopulerkan yakni “selalu bersambung.


Iqra ! maknanya secara etimologi berarti “membaca, namun secara istilah, Iqra mempunyai banyak makna, karena membaca bisa berarti membaca pengalaman, membaca situasi, mengadakan riset atau penelitian, dan itu tentunya harus di hubungkan dengan Allah sebagai pemilik Alam ini, itulah yang di maksud dengan “dengan, atau atas nama Allah, tuhanmu yang telah mencipta

اقرأ باسم ربك الذي خلق

خلقmaknanya adalah mencipta, adapun فطر maknanya mencipta sesuai keperluan, inilah di antara uraian yang beliau sampaikan.

Menghubungkan segala sesuatu, apalagi ilmu dengan Allah sebagai pencipta adalah sesuatu yang sangat penting dan harus, sebagai wujud pengakuan kita sebagi makhluk ciptaan-Nya, hal ini agar kita tidak mensekulerkan ilmu pengetahuan, yakni membuat sekat antara ilmu agama dan ilmu umum, padahal alam ini yang menjadi objek riset adalah ciptaan Allah itulah yang dimaksud dengan

وإلى الله ترجع الأمور

Dan kepada Allah kembali segala perkara (QS 2;210)

Bagi seorang Muslim, sudah selayaknya dalam menilai dan memandang segala sesuatu dengan kaca mata agama, karena apa saja yang kita lakukan dan terjadi pada diri kita tidak pernah lepas dari qada dan Takdir Allah, yang tentunya harus disikapi dengan penuh tawakkal kepada-Nya, selanjutnya bisa kita ambil hikmahnya, mengambil hikmah dari peristiwa itulah yang disebut juga membaca , yakni membaca sesuatu peristiwa, dan dijadikan pengalaman berharga akan tidak terulang kembali.

Menghubungkan segala sesuatu kepada Allah juga merupakan indikasi akan adanya diri seorang Muslim atau Mukmin yang mempunya keterikatan atau Aqidah dengan Allah SWT. Namun bukan berarti kita menjadikan Allah sebagai sumber dari kesulitan yang kita alami, karena kesulitan itu sumbernya adalah dari diri kita karena jauhnya kita dari Allah, atau kesulitan itu merupakan cara Allah untuk memberi peringatan kepada hamba-Nya baik itu untuk menghapus dosa-dosanya atau menyadarkan dari kekeliruannya, karena Allah Maha tahu dengan cara apa menyadarkan hamba-Nya.

Wallahu a’lam.

Gaya ceramah KHR. Cholil As’ad.

Dua kali penulis mengikuti ceramah yang di sampaikan oleh KHR. Cholil, bila disimpulkan dikaitkan lagi dengan cerita dari para Jamaah yang sering mengikuti ceramah beliau, saya jadi teringat seorang Seniman Muslim yakni Cak Nun atau MH Aenun Najib ( mohon maaf !.. bukan hendak menyamakan) bedanya Cak Nun seorang Seniman sedangkan KHR. Cholil seorang ulama yang mempunyai jiwa seni.


Bagi para jamaah yang tidak pernah mengikuti taklim yang bersifat tarbiyah, mungkin ini terasa lain karena tidak sama dengan para penceramah Umumnya, mungkin inilah ciri khas beliau di banding para penceramah umumnya, tapi tak pelak gaya taklim dengan suara yang datar dan penguraian materi yang mendalam sebagaimana layaknya dalam tarbiyah, menimbulkan penilaian yang berbeda , ada yang senang, ada yang biasa saja.

Bagi saya yang sering mengikuti Tarbiyah, gaya ceramah yang beliau sampaikan sangat cocok dan menarik, meskipun bukan materi bersambung, bagi jamaah yang duduknya dekat dengan beliau setidaknya mendengar apa yang di sampaikan melalui pengeras suara bila menyimak secara seksama, pasti akan mendapat sesuatu tambahan pengetahuan yang jelas dan terarah, tidak seperti ceramah yang sifatnya promosi dan penyampaiannya yang global, beliau menyampaikan materinya secara rinci dan jelas karena memang tarbiyah atau taklim itu punya orientasi atau target yang jelas dalam pembinaannya.

Hiburan shalawat, yang beliau jadikan sebagai pengiring materi, itulah ciri khas beliau, itulah yang saya maksud ada kesamaan dengan MH Ainun najib, saat MH memberikan kritik sosial baik kepada pemerintah maupun masyarakat umum.

Rabu, 02 Maret 2011

Sukses Maulid 1432 H

Acara maulid yang digelar Ikrisma pada tanggal 2 maret 2011 M.atau bertepatan dengan 28 Rabiul Awwal 1432 H kali ini cukup sukses atau boleh di bilang sukses besar.


Acara Maulid kali ini di hadiri lebih dari 1000 jamaah, asumsi ini berdasarkan perhitungan penuhnya ruangan dalam Masjid yang bisa menampung jamaah shalat sebanyak 20 shaf ke belakang dan 40 jamaah ke samping, padahal untuk acara Maulid jamaah duduk berdempetan yang nampak hanya sekat atau pemisah antara jamaah lelaki dan jamaah wanita selebar 1,5 meter untuk jalan, bahkan jamaah meluber sampai keluar .

Dalam hal konsumsi panitia telah menyediakan 1300 kotak, walaupun lebih hal ini disebabkan putusnya stock konsumsi pada meja penerima tamu jamaah laki-laki pada saat jam menjelang naiknya penceramah acara puncak yaitu KH. R Cholil As,ad, adapun kelebihan stock pada jamaah wanita.

Acara di mulai tepat jam 8.00 (bakda Isya) sesuai rencana pada sesi awal membacakan profil ringkas Ikrisma oleh Mc (Ust. Jaelani) di lanjutkan oleh pembacaan Ayat Suci al-Qur,an oleh Drs. H. Imran (adik kandung Muammar ZA qori Nasional) selanjutnya Sambutan dari Ket. Ikrisma H. Zaenal A. Untuk sambutan yang sedianya juga akan diberikan oleh RW setempat dibatalkan karena mengingat waktu, selanjutnya dilanjutkan oleh Ustd. Morthada sebagai penceramah awal dan pada sekitar jam 22.00 acar puncak oleh penceramah KHR. Cholil As,ad. Acara berakhir pada jam 23.00 .

Cukup menarik meteri ceramah yang di sampaikan oleh penceramah awal (Ust. Morthada) , beliau membawakan materi yang cukup aktual yang menyangkut kepentingan umat Islam , yakni tentang Ahmadiyah. Materi ini cukup membuat suasana menjadi lebih hidup, di tambah dengan sedikit gurauan dari beliau, namun sayang saat seru-serunya penceramah awal dengan rendah hati menghentikan ceramahnya demi untuk menyambut saat kedatangan penceramah puncak datang.

Adapun materi yang di sampaikan oleh penceramah puncak, sebagaimana yang penulis duga beliau lebih fokus pada bidang Tarbiyah, bukan pada Tabligh, maka tak heran materi Aqidah yang menggunakan kitab Barzanji dan di iringi oleh Rabbana atau Hadra, dengan mengambil penguraian dari ayat yang pertama yaitu “IQRA, (bacalah) lebih bersifat seperti taklim, yang dikemas sedemikian rupa hingga cukup menarik, apalagi sebagian bait sya’ir pada Berzanji di iringi oleh musik Hadra.

Acara Maulid yang cukup besar yang dilaksanakan oleh yayasan Ikrisma kali ini, tidak dapat berjalan tanpa adanya kerja keras para panitia serta dukungan dana baik dari sponsor maupun para donatur, dukungan untuk acara kali ini tidak hanya berbentuk uang tapi juga menanggung insentif rombongan penceramah puncak, sewa sound system, rombongan kasidah dan juga sumbangan tenaga para sukarelawan, adapun dana yang tersedot untuk kali ini di atas Rp 20 (ketika posting ini di muat belum ada laporan dari panitia tentang jumlah dana yang telah di pakai).